Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah ayat 184: Ayat ini turun berkenaan dengan adanya seorang maula (hamba sahaya yang sudah dimerdekakan) bernama Qois bin Assa’ib yang memaksakan diri untuk berpuasa walaupun sangat berat karena sudah tua sekali. Maka turunlah ayat ini yang membolehkan bagi orang yang sudah tua, berat melaksanakn puasa, boleh tidak berpuasa, dengan membayar fidyah memberi makan seorang miskin (3⁄4 liter beras per hari).
Keterangan Tafsir: Dalam pengertian ayat 183 surat Al Baqarah ini menegaskan bahwa kita diperintahkan untuk berpuasa Ramadhan. Puasa itu adalah salah satu rukun Islam yang lima. Tinggal beberapa hari lagi bulan Ramadhan ini akan datang. Kaum Muslimin diwajibkan melaksanakan puasa itu satu kali dalam satu bulan. Menurut riwayat tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahwa, ayat yang memerintahkan puasa pada bulan Ramadhan itu, turun pada tahun ke 2 Hijrah, dalam bulan Sya’ban, menjelang terjadinya perang Badar. Sebelum itu kaum Muslimin hanya berpuasa 3 hari dalam bulan itu.
Pada ayat yang tercantum diatas ayat 183 – 184 itu mengandung maksud kesimpulan masalah pokok puasa sebagai berikut: Puasa bulan Ramadhan itu diwajibkan kepada orang-orang mukmin – muslim selama satu bulan penuh. Puasa itu sudah diwajibkan juga kepada umat yang sebelumnya dahulu. Tujuan puasa tersebut ialah untuk membentuk insan kamil, manusia yang bertaqwa. Bagi orang-orang yang sakit, musafir dan yang berat berpuasa karena sudah tua, maka boleh tidak berpuasa diganti dengan membayar fidyah.
Keutamaan bulan Ramadhan: Keutamaan bulan Ramadhan itu sangat banyak, terlalu banyak jika diuraikan satu persatu. Keutamaannya dapat dilihat dari sudut aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlak sejarah dan lain-lain. Pada kesempatan ini akan kami uraikan dari dua sudut saja, yakni dari sudut aqidah dan ,ibadah. Dilihat dari sudut aqidah, maka kita ketahui bahwa pada bulan Ramadhan itulah kebanyakan kitab-kitab suci Tuhan diturunkan kepada umat manusia, yang merubah kepercayaan (aqidah) dan pandangan hidup. Dari alam kegelapan menuju alam yang terang, dari alam kemusyrikan berlutut dan berbakti kepada benda-benda alam, menuju kepada menyembah dan berbakti kepada Allah Tuhan pencipta alam semesta.
Kitab-kitab suci Tuhan yang diturunkan di dunia itu, bukan hanya kitab suci Al Qur’anul karim saja, tetapi juga kitab Taurat kepada nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, dan kitab Injil kepada nabi Isa as. Dipandang dari segi aqidah ini, maka jelaslah bahwa bulan Ramadhan itu tak ubahnya bagaikan pemancang pemurnian jiwa umat dari jaman ke jaman. Adapun bila dipandang dari segi ibadah, maka bulan Ramadhan itu bagaikan semacam setumpuk tanah yang subur untuk berbakti kepada Allah swt, agar lebih mendekatkan diri (taqarrub) kepada Robbil ‘Izzati. Oleh karena itu maka bulan Ramadhan itu sebagai bulan beribadah kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia timur maupun di barat untuk membaharui ingatan syukur dan rahmat serta nikmat yang telah dikaruniai-Nya kepada orang-orang beriman.
Bulan Ramadhan itu hanyalah dikaruniakan Tuhan hanya kepada umat Muhammad SAW. Sebagaimana diterangkan dalam suatu hadits sebagai berikut:
Diberikan kepada umatku lima perkara (keistimewaan) yang tidak diberikan kepada Nabi sebelum aku. Pertama, apabila muncul malam pertama (Ramadhan), maka Allah swt memberi karunia kepada mereka (umatku), dan barangsiapa mendapat karunia Ilahi, ia tidak akan kena azab untuk selama-lamanya. Kedua, para malaikat memohonkan ampunan untuk mereka setiap siang dan malam. Ketiga, Allah swt memerintahkan kepada penjaga surga; “Berhiaslah untuk hamba-hambaku yang telah berpuasa, supaya mereka dapat mengenyam istirahat dari keletihan dunia dan rumahku yang mulia. Keempat, bau mulut mereka lebih wangi daripada bau kesturi. Kelima; apabila sudah masuk malam terakhir bulan ramadhan, maka Tuhan memberikan ampunan kepada mereka semua, dan amal-amal yang mereka lakuakan begitu selesai, begitu diberikan pahalanya”. (HR. Baihaqi dari Jabir)
Amalan-amalan Utama di bulan Ramadhan
Sedemikian istimewanya bulan Ramadhan, maka sebagai umat Islam sudah selayaknya selalu merindukan kedatangannya, serta selalu berusaha untuk mensyiarkan dan menghidup-hidupkannya dengan bermacam-macam amalan utamanya.
Mengerjakan puasa dengan penuh keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah swt, sesuai dengan syarat rukunnya disertai dengan menyempurnakan amalan sunnahnya. Sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengecap pahala Allah, maka dosa-dosanya yang telah lampau diampuni (HR. Bukhori & Muslim)
Peringatan dari Rasulullah SAW: “Berapa banyak orang yang berpuasa, hasil yang diperoleh dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga saja. Dan berapa banyak orang-orang yang bersembahyang malam, hasil yang diperoleh hanyalah kepayahan bangun malam saja.” (HR. Ibnu Huzaimah dan At Tabrani) Berusaha selalu berjamaah dalam melaksanakan sholat maktubah (fardhu) di masjid atau di musholla. Sabda Rasulullah SAW:
“Sholat berjamaah itu lebih utama daripada sholat sendirian dengan 27 derajat (HR. Bukhori dan Muslim).
Para wanita juga dianjurkan kemasjid:
“Janganlah kamu larang wanita-wanita hamba Allah memasuki masjid-masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka keluar dalam keadaan tidak memakai wangi-wangian (HR. Abu Dawud).
Memperbanyak tadarus Al Qur’an, mengaji Al Qur’an bersama saling menyimak, dengan berkelompok atau sendiri-sendiri. Rasulullah SAW memperbanyak membaca Al Qur’an di bulan Ramadhan. Ibnu Abbas ra meriwayatkan: “Dan Jibril setiap malam di bulan Ramadhan dating menemuinya dan membacakan Al Qur’an kepada beliau Nabi SAW (HR. Bukhari dan Muslim).
Melaksanakan Sholat malam (Tarawih dan Witir) secara berjamaah. Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang mengerjakan qiyam Ramadhan karena iman dan hanya mengharapkan pahala, maka diampuni dosanya yang lampau.”
Memperbanyak infaq dan shadaqah dan menyemarakkan berpuasa dengan buka bersama di masjid/ musholla. Sabda Rasulullah SAW:
“Sebaik-baik shadaqah itu adalah shadaqah di bulan Ramadhan.” (HR. At Tirmidzi)
“Barangsiapa memberi makanan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, ia berhak atas pahalanya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar