Isine opo to?

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1434 H

Minggu, 30 Maret 2008

Pendidikan Dalam Keluarga


Dasar Utamanya adalah Surat At Tahrim ayat 6 Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Pada ayat 6 surat At Tahrim ini Allah SWT memerintahkan orang yang beriman agar menjaga diri dan keluarganya dari api neraka yang kayu bakarnya terdiri dari menuasia dan batu. Perintah ini adalah berarti juga bahwa kita harus menjaga agar diri dan keluarga kita memiliki pemahaman dan penghayatan yang memadai untuk taat melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-laranganNya melalui pendidikan.



Memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada keluarga adalah kewajiban utama dan merupakan tanggungjawab serta amanah yang tidak ringan resikonya. Amanah Allah yang pertama untuk menjaga diri dari neraka adalah amanah menjaga diri sendiri, kemudian keluarga atau anak-anaknya dan kerabatnya, baru selanjutnya orang lain yang bukan sanak dan keluarga. Lembaga pendidikan formal memang dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan anak-anak kita, namun tanggungjawab pertama dan utama adalah berada di pundak orangtua masing-masing sesuai dengan peringatan Rasulullah SAW sebagai berikut:
“Tidak ada seorangpun bayi yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi (H.R. Bukhori).

Memberikan pendidikan yang baik dan benar itu perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain;

Pertama: orangtua sebagai pendidik haruslah memiliki ilmu yang memadai. Jangan berharap anak-anak kita menjadi manusia terdidik apabila diri kita sendiri bukan orang yang berpendidikan. Tidak mungkin seseorang menunjukkan jalan lurus, apabila ia sendiri tidak tahu mana jalan yang lurus dan mana yang bengkok. Dan untuk mengetahui hal itu adalah dengan ilmu, yang bersumber pada ayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadist (As Sunnah), paling tidak agar suka berkumpul dengan orang-orang yang ahli ilmu dan berakhlaq yang baik. Sesuai dengan sabda Rasul SAW:
Menyendiri itu lebih baik daripada duduk bersama orang yang berbudi pekerti jelek. Dan duduk bersama dengan orang yang sholih (baik akhlaqnya/ berilmu) itu lebih baik daripada menyendiri. Dan berkata yang baik itu lebih baik daeipada diam, dan diam itu lebih baik daripada berkata yang jelek (H.R. Al Baihaqy)

Kedua: Sebagai pendidik orangtua haruslah berusaha untuk dapat bersikap lemah lembut, baik dalam tutur kata maupun peringai dan perbuatan. Cara pendidikan inilah salah satu rahasia kesusksesan Rasulullah SAW dalam mendidik keluarga dan umatnya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (Surat Ali Imron: 159)

Ketiga: Orangtua hendaklah dapat menjadi contoh dan tauladan bagi anak-anaknya. Hal itu sangat penting dilakukan, karena sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan, dan juga sangat berat resiko bagi orangtua yang tidak konsekuen terhadap ajakan kebaikan yang ia lakukan. Sesuai dengan firman Allah dalam surat As Shof ayat 3 sebagai berikut:
Amat besar kebencian disisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.

Keempat: Orangtua haruslah yakin bahwa pendidikan yang baik dan benar bagi keluarganya adalah aset yang amat berharga bagi dirinya dan juga bagi keluarganya. Pahala yang akan ia peroleh tidak hanya semasa hidupnya tetapi juga tetap mengalir biarpun ia telah meninggal dunia. Sesuai dengan sabda Nabi SAW:
Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “ Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya. (H.R. Muslim)

Tidak ada komentar:

JADAWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1434 H